Perihal Menulis Esai, Mengapa Tak Dimuat

Ketika ketemu Kapluk secara tak sengaja di sebuah warung kopi di Pondok Petir, sehabis salaman Lebaran, ia langsung menyerbu dengan pertanyaan urusan tulisan.  “Bro, aku kirim esai ke media X, tapi sudah sebulan gak dimuat. Kira-kira kenapa ya?” “Waduh, aku kan bukan editor di media itu. Mana aku tahu.” “Minimal ente tahulah kira-kira apa yang salah.” “Emang lo nulis tentang […]

Haba Jameun dan Penulis Milenial

Dulu, pada awal 1990-an, saya sangat rajin mengirim karya (puisi, cerpen, dan opini) ke Serambi Indonesia. Halaman sastra diasuh oleh sastrawan senior Aceh, Hasyim KS (Alamrhum). Adapun halaman Opini dipegang Yarmen Dinamika, dan sempat pula digawangi Teuku Ahmad Dadek dan kemudian beberapa yang lain.

Karya yang Melawan Kebiasaan

Puisi dan cerpen yang asyik, bagi saya, adalah yang melawan kebiasaan dan menyajikan sesuatu yang segar serta dengan cara yang segar pula. Ia bukan potret realitas, meskipun bisa saja bertolak realitas, namun ia harus melebih apa yang menjadi realitas atau terjadi dalam realitas. Di situlah nilai lebih karya sastra.

Menulis itu Semudah Bikin Surat

Pernahkah Anda menulis catatan surat atau harian? Jika iya, anda berbakat menjadi penulis. Sesederhana itu? Iya, memang sederhana. Menulis sebetulnya proses yang biasa saja, yang tidak jauh berbeda dengan berbicara. Bedanya hanya: jika berbicara kita tidak perlu menggunakan bahasa yang baku, bahasa formal. Kita bisa menggunakan bahasa gaul, prokem, dan lain sebagainya. Sedangkan menulis kita diikat oleh penggunaan bahasa yang […]