Dari Sebiji Padi
dari sebiji padi kita menjelma pagi, sepotong sajak dan secangkir kopi – tumpah di tepi “kau pasti lupa pada pulot, timphan dan seudati.” aku selalu membenci mulutmu yang sebiru mataku meruapkan aroma Seulawah dengan rumah tua di pucuknya dan kau pernah berpose di sana sambil membayangkan: