puisi
Mie Caluek

Mie Caluek

——–
Mie Caluek adalah salah satu kuliner dari Aceh. Mie Caluek mirip spageti, namun bumbunya seperti bumbu pecal. Mie caluek kadang dikasih beragam toping, seperti bihun goreng, pecal, dll. Kalau ke Aceh, Anda wajib coba Mie Caluek. Di Banda Aceh salah satu lokasi penjual mie caluek di ujung jalan Diponegoro dan Jalan Perdagangan, persis di samping Masjid Raya Banda Aceh. Sementara belum ke Aceh, silakan dulu menikmati puisinya. Oh ya, puisi ini pernah dimuat di Kompas, edisi Sabtu 16 September 2017

MI 241021

——–

MIE CALUEK

kita seperti meniti jembatan waktu:
dimulai dari sebuah sketsa tua,
dari sebuah kampung yang sempat binasa,
senja seperti bongkahan pelangi berayun-ayun sehabis hujan
melempar kau ke sini:
aha betapa riang burung-burung di jendela

dari kampung-kampung yang sempat kau benci
karena lelakimu terkubur di makam-makam rahasia
kita tetap menulis pesan ini:
wahai boh hate ma tetaplah kau melukis para bidadari
di sepanjang jalan berdurimu, dengan berbinar,
seperti melumat asi dari payudaraku.

kau tetap merawat rindu seperti meninabobokan si kecil
yang selalu bertanya bapak yang hilang ditelan hujan,
dengan air mata ditahan, sebab langit tidak perlu tahu
tentang ledakan gunung dalam dadamu, kecuali satu hal:
ketika senja menindihmu dengan nafas memburu

kau harus segera mengeluarkan rencong dari sarungnya dan
kalian menari di udara seperti sepasang merpati sedang jatuh cinta

seperti sore itu, aku melihatmu menari-nari di atas kota
di bawah gerimis dan matahari yang redup
mereka berenang-renang dalam piring pualam
sambil membayangkan kampung-kampung yang dulu murung
dalam hamparan ranting kuning mirip tali-temali
matamu mengerjap-ngerjap merawat rindu.
segalanya boleh pergi, katamu, kecuali dada ini.

Banda Aceh, 15 Mei 2017
MUSTAFA ISMAIL
Twitter/Instagram: @moesismail
SUMBER: Kompas</strong>, Sabtu 16 September 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *