puisi

Syair Kehilangan
… maka hanyutlah sekeping emas terbawa
deras arus. tambang mana mesti kembali aku
mencarinya. atau kubiarkan saja kereta pagi
lewat dan menggilasku. dalam tidur panjang
beratap langit muram, karena di tanganku
semua telah terlukiskan
itu kepengecutanku yang sia-sia!
Banda Aceh, Mei 1990
>Puisi ini dikutip dalam bundel “Perjalanan” (Sajak-sajak Mustafa Ismail, 1990-1992).
>Foto Utama: Internet. | Foto kedua: MI
admin
0
Tags :