foto
Kenapa Kita Menjadi Pengecut
Puisi “Kenapa” saya petik dari bundel “Perjalanan”. Puisi ini saya tulis pada 1991 dan pernah dimuat di Harian Serambi Indonesia pada 1991. Ini semacam perenungan terhadap perjalanan. Adakalanya kira ragu-ragu menghadapi sesuatu, tapi justru itu membuat kita tidak “ke mana-mana”. Tapi, keraguan adalah hal lumrah dalam hidup, sebagai sebuah proses pematangan diri.
KENAPA
kita terharus berhenti di sini
terpana pada gelap
menimang-nimang luka
perjanjian menjadi khianat
menyiksa diri sendiri.
betapa kita telah jadi pengecut
takut menggerakkan langkah
membiarkan bulan itu disunting orang.
Bna, 4 Maret 1991
MUSTAFA ISMAIL
admin
0
Tags :