Selalu Ada Luka
Selalu Ada Luka adalah puisi yang saya tulis dalam perjalanan Jakarta-Pekanbaru, pada 23 Agustus 2006. Kala itu, saya hadir untuk sebuah event budaya di Teluk Kuantan, yakni Pacu Jalur. Jalur, dalam bahasa setempat adalah perahu. Jadi pacu jalur sebetulnya adalah lomba perahu. Namun, puisi ini bukan soal pacu jalur. Tentang apa? Mari simak saja.
Puisi ini sebelumnya saya kumpulkan dalam buku antologi Menggambar Pengantin (2013). Buku ini memuat puluhan puisi saya yang saya tulis dalam rentang 2006 dan 2007. Nah, di buku itu, juga termaktub puisi tentang pacu jalur, namun akan saya posting dalam lain kesempatan.
SELALU ADA LUKA
Selalu ada luka di hati kita
tangis anak-anak, dan jalan berdebu
di kota-kota
rumah menjadi tempat paling jauh
untuk dijangkau
kita tidur di jalanan
bersetubuh dengan trotoar
tiap simpang para penari
berparade, membagi-bagi senyum dan
melambai tangan
tapi mereka begitu jauh,
begitu asing,
menjadi mimpi yang basi
Jakarta-Pekanbaru, 23 Agustus 2006
>Foto 1 & 2: Pixabay