desain

Festival Sastra Bengkulu dan Tukang Desain Palsu

Festival Sastra Bengkulu dan Tukang Desain Palsu Saya adalah tukang desain palsu. Saya belajar desain secara otodidak, plus kursus singkat di sebuah lembaga kursus di Ciputat, Tangerang Selatan, beberapa tahun lalu. Saya memang suka menggambar, dulu sejak SMP, dan pernah hendak belajar melukis namun tidak kesampaian. Boleh jadi karena kecenderungan saya lebih pada menulis, makanya saya lebih intens menekuni dunia tulis-menulis.

Namun, sejumlah kawan suka meminta tolong saya untuk bikin desain, mulai dari cover buku, poster, stiker, backdrop, spanduk, banner, hingga kartu nama. Dan saya dengan suka cita mengerjakannya di tengah waktu-waktu senggang bekerja dan menulis. Dibayar? Tentu saja. Masa ada sih pekerjaan yang tidak dibayar. Meskipun desainer palsu, tetaplah saya berpikir (memikirkan gagasan desain) sesuai pesanan.

Cuma, karena saya desainer palsu, maka tentu saja bayaran saya jauh di bawah standar para profesional di bidang desain. Berapa? Nah itu bisa dibicarakan. Tapi adakalanya saya tidak bicara bayaran. Salah satunya adalah ketika Willy Ana @willyana, Ketua Panitia Festival Sastra Bengkulu, meminta saya membuat poster untuk kegiatan tersebut. Saya juga diminta membuat desain cover buku puisi untuk kegiatan tersebut.

Meski tukang desain palsu, saya tetap mengerjakan desain dengan sikap kerja desainer asli dan profesional. Saya mulai dengan mencari dan mendiskusikan ide dengan yang pesan, mencari atau membuat gambar, membuat desain, hingga mengirimkan kepada yang pesan untuk diberi masukan. Setelah pemesannya senang, baru saya anggap pekerjaan saya selesai.

Inilah contoh desain saya.

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: