cangpanah

WhatsApp, Telegram, Line, BBM versus SMS

Benarkah SMS telah bangkrut setelah populernya aplikasi chat seperti Whatsapp, Line, Telegram, BBM, dan lain-lain? Ternyata tidak. Kita — saya terutama — masih kerap menerima SMS. Tidak hanya dari teman dan rekan kerja, juga dari penipu.

Khusus yang terakhir, tampaknya sebagian penipu masih gaptek, sebagian lagi gak mau keluarin modal untuk beli handphone yang agak bagusan agar bisa chatting. Sebagian lainnya mungkin cari aman, tidak mau diajak chatting takut kebongkar “kodoknya” (baca: kedok). Tulisan ini tentu saja bukan untuk golongan penipu dan teman-temannya, baik yang menipu lewat sms maupun penipu terhormat dan berdasi!

Tulisan ini untuk saudara-saudara penggemar SMS atau yang merasa punya romantisme tertentu dengan SMS. Sehingga, jika pun Anda sudah menggunakan aplikasi chat tetap saja sesekali masih menggunakan SMS, baik karena terpaksa maupun tidak terpaksa dan sadar penuh. Saya sebut terpaksa karena orang yang mau dikirimin pesan ternyata belum menggunakan aplikasi chatting.

Namun ada juga yang masih menggunakan dua-duanya, sms dan chat, ya biar variatif, demi membunuh kebosanan. Anda masuk dalam golongan mana? Tapi bagi saya menggunakan sms itu semacam “napak tilas kenangan”. Kita seperti ditarik-tarik ke era Blackberry masih mahaaaalll banget dan kita harus bayar biaya langganan yang guede.

Kita tahu, pada era Blackberry-lah kita mengenal aplikasi chat yang dipasang di telepon genggam. Dulu kalau mau chating, pakai YM misalnya, kita harus buka komputer. Nah ketika Blackberry makin murah, kita bisa pasang aplikasi apa saja di situ, selain BBM. Tapi kini era Blackberry telah lewat. Sebagaimana SMS, BBM pun makin jarang digunakan.

Tapi bukan berarti tidak sama sekali. Ada saja orang yang masih tetap senang memakai blackberry karena ada keypadnya. Ada tombol-tombol yang “jebule” bisa ditekan. Bukan disentuh. Tapi ada juga orang yang lebih senang sentuhan (ini jumlahnya makin banyak) ketimbang yang suka ‘menekan-nekan” keypad. Saya salah satunya. Ketika musim BB saja saya sudah memakai yang model layar sentuh.

Makin panjang nih. Tapi tampaknya harus segera diakhiri karena kereta commuterline yang saya naiki di Palmerah sudah sampai Sudimara. Satu stasion lagi yakni Rawabuntu, BSD, saya harus turun. Terakhir, yang ingin saya katakan adalah, karena SMS belum bangkrut, maka mulai beberapa hari lalu saya memasang aplikasi SMS di blog saya. Tapi sementara hanya bisa kirim sms ke nomor Telkomsel dan Indosat.

Yang mau mencoba, silakan di bawah ini. Untuk nomor Telkomsel cepat sekali terkirim, tapi ke nomor Indosat ada jeda beberapa saat. Tentu saja saya tidak bertanggungjawab jika SMS Anda tidak diterima oleh penerima di seberang — mungkin karena beberapa sebab. Boleh jadi hpnya rusak, sudah dijual, atau mungkin hpnya disita sama pasangannya. Penyebab lain tak terkirim boleh jadi karena server lagi masalah.

Tapi bawa santai saja. Tidak usah terlalu risau, apalagi sampai galau. Selamat mencoba. Selamat Hari Kartini bagi Anda yang merayakan. Selamat malam dan selamat bermimpi bagi yang sudah mau bobo. Kalau sudah bobo tentu tak perlu diucapkan selamat sebab pasti ia tidak bisa membaca tulisan ini. Sekian.

MARI COBA MENGIRIM SMS Lewat fitur di bawah ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: